Sosok Diplomat Kemlu yang Tewas di Kos Menteng di Mata Rekannya

Sosok Diplomat Kemlu yang Tewas di Kos Menteng di Mata Rekannya

Sosok Diplomat Kemlu yang Tewas di Kos Menteng di Mata Rekannya

majalahpotretindonesia.com – Kematian misterius seorang diplomat Kemlu tewas di kos Menteng mengundang duka, tanda tanya, dan simpati dari banyak pihak. Sosok almarhum, Arya Daru Pangayunan (ADP), ternyata menyisakan kesan mendalam bagi rekan-rekannya. Melalui pengumpulan kisah dan kutipan saksi dekat, artikel ini memberi pandangan hangat dan profesional tentang siapa sebenarnya sosok diplomat muda penuh dedikasi ini.

Profil Singkat dan Karier Diplomatik Arya Daru Pangayunan

Arya Daru Pangayunan, 39 tahun, adalah pegawai negeri sipil (PNS) Kementerian Luar Negeri (Kemlu), yang kini disebut sebagai diplomat fungsional muda. Lulusan ilmu hubungan internasional, Arya telah menunjukkan karier yang cemerlang sejak awal, bahkan sempat mendapatkan penempatan ke Helsinki, Finlandia, di akhir bulan ini.

Rekan-rekannya mengenang Arya sebagai sosok yang ramah, profesional, dan berdedikasi tinggi. Ia tidak hanya piawai di bidang diplomasi, tetapi juga dihormati karena sikapnya yang rendah hati dan peduli terhadap orang lain .

Menurut Iyarman Waruwu, seorang teman dekatnya, Arya adalah sosok yang “dikenal baik dan berdedikasi” serta sangat dihormati di kantor Kemlu. Teman-teman lain menyoroti komitmen Arya terhadap pekerjaannya meski sering melakukan lembur dan menghadiri tugas diplomatik mendadak.

Kronologi Penemuan: Kronologi & Kondisi yang Mengejutkan

Pada Selasa pagi, 8 Juli 2025, penjaga kos menemukan Arya tewas di kamar kostnya di Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, dalam kondisi mengkhawatirkan: kepala terbungkus lakban dan tubuh dibiarkan tertutup selimut di atas kasur.

Kapolsek Menteng, Komisaris Rezha Rahandhi, menyatakan bahwa kamar terkunci rapat dari dalam, tanpa ada tanda perusakan pada pintu atau jendela. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan lain atau barang yang hilang. Kondisi ini menimbulkan banyak spekulasi tentang penyebab kematian.

Kemlu segera menyerahkan penanganan sepenuhnya kepada polisi agar tidak menimbulkan spekulasi publik. Pakar forensik dari RSCM pun segera melakukan otopsi untuk menyelidiki penyebab kematian lebih dalam.

Investigasi Polisi: Saksi, CCTV, dan Proses Otopsi

Penyelidikan kepolisian mengonfirmasi adanya pemeriksaan terhadap empat saksi penting, termasuk penjaga kos, pemilik kos, istri Arya, dan tetangga sekitar. Tidak ada indikasi bahwa Korban memiliki musuh personal atau masalah sebelum meninggal.

Petugas juga memeriksa rekaman CCTV di area kos secara manual, sebab sistem penyimpanan terpisah (MMC) dan tidak terekam secara otomatis. Selain saksi dan CCTV, sidik jari ditemukan pada lakban dan masih dalam tahap uji laboratorium.

Polres Metro Jakarta Pusat dan Ditreskrimum Polda Metro Jaya terus mengumpulkan keterangan serta memeriksa barang bukti di lokasi. Hasil otopsi di RS RSCM sangat ditunggu untuk mengungkap apakah ini bunuh diri, pembunuhan, atau sebab medis alami.

Kesaksian Rekan dan Penilaian Karakter Arya

Rekannya di Kemlu menggambarkan Arya sebagai sosok yang inspiratif: rajin, profesional, dan memiliki rasa tanggung jawab tinggi. Ia dinilai sebagai figur diplomat yang berbakat dan siap membawa nama baik Indonesia di luar negeri.

Beberapa rekan menyebut bagaimana Arya sering menjadi tempat rekan-rekannya berkonsultasi, baik terkait pekerjaan maupun pribadi. Kepeduliannya terhadap tim membuat banyak orang merasa kehilangan sosok mentor meski usianya terbilang muda.

Sosok Arya yang hangat dan mudah bergaul membuatnya bukan hanya kolega, tapi teman dekat. Mereka mengenang momen terakhir saat Arya tampak bersemangat membicarakan persiapan tugas diplomatik ke Finlandia.

Secara resmi, penyelidikan kematian diplomat Kemlu tewas di kos Menteng masih berlangsung. Kepolisian dan Kemlu bekerja sama mengungkap fakta tanpa spekulasi publik.

Kasus ini menyentak publik—tak hanya soal misteri kematiannya, tapi juga terkait kesejahteraan diplomat muda di luar negeri. Arya Daru Pangayunan meninggalkan istri dan dua orang anak. Banyak yang berharap kasus ini segera terungkap dan menjadi pelajaran untuk sistem keamanan PNS dan diplomat di masa mendatang.