Secondhand Luxury Jadi Tren Fashion Mewah Baru di Indonesia Tahun 2025

Secondhand Luxury Jadi Tren Fashion Mewah Baru di Indonesia Tahun 2025

Secondhand Luxury Jadi Tren Fashion Mewah Baru di Indonesia Tahun 2025


◆ Pergeseran Perilaku Konsumen Barang Mewah

Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi pergeseran besar dalam perilaku belanja barang mewah. Generasi muda Indonesia, terutama Gen Z, mulai melirik Secondhand Luxury atau barang mewah bekas sebagai alternatif utama.

Jika dulu barang mewah identik dengan kemewahan eksklusif dan baru, kini banyak anak muda yang bangga memakai barang preloved karena dianggap lebih ramah lingkungan, hemat, dan unik. Tren ini juga didorong oleh kesadaran bahwa nilai barang mewah tidak selalu turun, bahkan bisa meningkat jika langka.

Platform penjualan barang branded bekas seperti Tinkerlust, HuntStreet, dan Vestiaire Collective mengalami lonjakan transaksi signifikan sejak 2023, menunjukkan minat besar pada pasar secondhand luxury di Indonesia.


◆ Alasan Secondhand Luxury Digemari Gen Z

Ada beberapa alasan mengapa Secondhand Luxury sangat diminati Gen Z di 2025. Pertama, harga lebih terjangkau. Barang mewah bekas biasanya dijual 30–70% lebih murah dibanding harga baru, memungkinkan anak muda memiliki tas, sepatu, atau jam tangan branded tanpa harus menguras tabungan.

Kedua, faktor keberlanjutan. Gen Z sangat peduli pada isu lingkungan. Membeli barang secondhand berarti memperpanjang umur produk dan mengurangi limbah mode. Ini sejalan dengan nilai sustainable fashion yang sedang populer.

Ketiga, keunikan dan nilai investasi. Barang mewah vintage atau edisi terbatas sering kali justru naik harganya seiring waktu. Banyak anak muda melihat barang secondhand sebagai aset, bukan sekadar gaya hidup konsumtif.


◆ Platform dan Komunitas Secondhand Luxury di Indonesia

Pertumbuhan Secondhand Luxury di Indonesia didukung oleh munculnya banyak platform dan komunitas khusus.

  • Tinkerlust: marketplace lokal yang menjual barang preloved branded dengan proses autentikasi ketat.

  • HuntStreet: fokus pada barang luxury high-end seperti Louis Vuitton, Chanel, dan Rolex, dilengkapi layanan kurasi profesional.

  • Carousell & Tokopedia: menyediakan fitur khusus preloved branded yang memudahkan transaksi antar pengguna.

  • Komunitas Instagram & TikTok: banyak akun thrift dan luxury curator yang menjual barang branded bekas sambil edukasi cara merawat dan membedakan barang asli-palsu.

Komunitas ini membantu menciptakan kepercayaan di pasar barang mewah bekas, yang dulu sering diragukan karena isu barang palsu.


◆ Tantangan dalam Pasar Barang Mewah Bekas

Meski berkembang pesat, pasar Secondhand Luxury tetap menghadapi tantangan. Salah satunya adalah maraknya barang palsu (fake/replica). Banyak penjual tidak jujur memalsukan sertifikat keaslian, sehingga konsumen ragu berbelanja.

Selain itu, persepsi sosial masih menjadi hambatan. Sebagian orang masih menganggap barang bekas identik dengan ketidakmampuan finansial, meski tren ini perlahan memudar di kalangan Gen Z.

Tantangan lainnya adalah regulasi pajak dan bea impor barang mewah bekas dari luar negeri yang belum jelas, sehingga harga kadang melonjak saat barang masuk Indonesia.


◆ Dampak Positif Secondhand Luxury bagi Industri Fashion Lokal

Popularitas Secondhand Luxury memberi efek domino positif ke industri fashion Indonesia. Pertama, membuka peluang bisnis baru. Banyak anak muda membangun usaha reseller barang branded bekas, dari toko online kecil hingga butik preloved eksklusif.

Kedua, menciptakan lapangan kerja di sektor autentikasi, perawatan, dan restorasi barang mewah. Banyak layanan cleaning, spa tas, hingga reparasi sepatu bermunculan karena meningkatnya kebutuhan merawat barang secondhand.

Ketiga, mendorong budaya konsumsi lebih bijak. Konsumen tidak lagi membeli barang mewah hanya untuk gengsi, tapi juga mempertimbangkan nilai keberlanjutan dan investasi jangka panjang.


◆ Strategi Brand Mewah Merespons Tren Ini

Menariknya, brand mewah global mulai merespons tren Secondhand Luxury ini dengan cara yang lebih terbuka. Beberapa rumah mode seperti Gucci dan Balenciaga kini meluncurkan program buy-back, di mana mereka membeli kembali produk lama pelanggan untuk dijual ulang.

Strategi ini membuat brand tetap mengendalikan pasar barang bekas mereka dan menjaga reputasi kualitas. Di sisi lain, langkah ini juga memperkuat citra ramah lingkungan yang semakin penting bagi generasi muda.

Beberapa brand bahkan membuka platform resale resmi mereka sendiri, seperti Rolex Certified Pre-Owned, untuk memastikan barang secondhand mereka tetap eksklusif dan terjaga nilainya.


◆ Masa Depan Pasar Secondhand Luxury di Indonesia

Melihat tren 2025, Secondhand Luxury tampaknya akan menjadi bagian permanen dari industri fashion Indonesia. Pasarnya terus tumbuh seiring meningkatnya kesadaran keberlanjutan dan perubahan nilai sosial di kalangan anak muda.

Pemerintah bahkan mulai melirik potensi ekonomi sektor ini, dengan wacana pengaturan khusus impor barang bekas branded agar tidak merugikan industri lokal tapi tetap memberi ruang bagi usaha preloved.

Ke depan, secondhand luxury bisa menjadi pintu masuk anak muda ke dunia fashion mewah, sekaligus mengubah citra barang bekas dari “barang sisa” menjadi “barang bernilai tinggi”.


🏁 Penutup

◆ Kesimpulan

Secondhand Luxury telah menjadi tren fashion mewah baru di kalangan Gen Z Indonesia. Mereka membeli barang branded bekas bukan karena keterbatasan, tapi karena kesadaran lingkungan, nilai investasi, dan keunikan personal.

Tren ini menandai pergeseran besar industri mode: dari konsumsi impulsif ke konsumsi bijak, sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi pelaku usaha lokal.


📚 Referensi