Ini Gejala Infeksi Virus Hanta yang Kasusnya Terdeteksi di RI

Ini Gejala Infeksi Virus Hanta yang Kasusnya Terdeteksi di RI

Ini Gejala Infeksi Virus Hanta yang Kasusnya Terdeteksi di RI

majalahpotretindonesia.com – Belakangan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat 8 kasus infeksi virus Hanta di empat provinsi di Indonesia, semuanya sudah dinyatakan sembuh. Meski kasusnya relatif terbatas, penting banget kita pahami gejala infeksi virus Hanta dan cara menanganinya. Artikel ini kupas detail soal gejalanya, tipe klinisnya (HFRS dan HPS), cara penular, dan pencegahan lengkap.

Apa Itu Virus Hanta dan Tipe Infeksi di RI

Virus Hanta adalah penyakit zoonosis—artinya virus yang berpindah dari hewan ke manusia, dalam hal ini dari tikus atau mikro-rodensia. Tenang, selama ini belum ada bukti penularan dari manusia ke manusia.
Secara klinis, dua tipe infeksi Hanta dikenal secara global:

  1. Haemorrhagic Fever with Renal Syndrome (HFRS) – tipe yang sepanjang Juni 2025 terdeteksi di Indonesia

  2. Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS) – lebih berat, menyerang paru dan umumnya terdokumentasi di Amerika

Di RI, cuma HFRS yang muncul. Kemenkes melaporkan total 8 kasus di Jabar, DIY, NTT, dan Sulut—all sembuh dan tidak terjadi KLB karena tidak ada kasus kluster (>2 kasus dalam inkubasi 2 minggu).

Gejala Infeksi Virus Hanta (Gejala Utama & Tahapan)

Infeksi Hanta, terutama HFRS, punya tanda gejala yang cukup khas. Berikut uraian tiap fase:

  1. Minggu pertama (fase akut):

    • Demam tinggi (~38–40 °C)

    • Sakit kepala hebat & nyeri otot (punggung, pinggang, kaki)

    • Malaise/lemas dan mual, diikuti gejala lambung seperti nyeri perut

  2. Fase lanjut (hari ke-4–7):

    • Ikterik atau tubuh kuning karena gangguan ginjal

    • Oliguria atau anuria (turunnya volume urine) akibat ginjal mengalami gangguan

    • Potensi adanya perdarahan ringan di kulit, gusi, atau saluran cerna

  3. Fase parah / HPS (jarang di RI):

    • Batuk parah, sesak napas, karena cairan paru menumpuk

    • Jika tidak ditangani cepat bisa fatal dengan case fatality rate hingga 60 %, tapi ini jarang

Kasus Bandung Barat: studi pengalaman nyata

Kasus Bandung Barat (laki-laki 52 tahun) dimulai dengan pusing, demam, dan nyeri lambung sejak 2 Mei 2025; diperiksa positif oleh Labkes Salatiga dan kemudian membaik.

Penularan & Siapa yang Berisiko Terkena

Hanta ditularkan utamanya lewat aerosol dari urine, feses, atau air liur tikus di lingkungan kotor. Kontak langsung seperti gigitan atau menyentuh tikus juga berisiko.
Rodensia seperti Rattus norvegicus, R. tanezumi, Mus musculus, dan beberapa jenis lain diketahui reservoir virus di berbagai habitat (rumah, ladang, hutan).

Kelompok yang berisiko tinggi antara lain:

  • Pekerja bangunan, petani, pekerja gudang

  • Pembersih atau pekerja di ruang tertutup jarang digunakan

  • Pendaki atau petualang di area terbuka/alam

  • Petugas kesehatan hewan atau laboratorium


H2: Deteksi Kasus & Tatalaksana di Indonesia

Kemenkes hingga 19 Juni 2025 mencatat 85 suspek, 8 terkonfirmasi positif, 7 masih diperiksa, sisanya negatif.
Semua kasus sembuh setelah perawatan suportif dan simptomatik, tidak ada antivirus spesifik untuk Hanta.
Penanganan meliputi:

  • Rawat cairan dan elektrolit,

  • Pantauan fungsi ginjal,

  • Terapi suportif di RS rujukan

  • Surveilans sentinel pada 19 RS untuk deteksi dini

Pencegahan dan Langkah Protektif

Kunci pencegahan adalah mengendalikan populasi tikus dan menjaga kebersihan lingkungan. Beberapa langkah konkret:

  1. Hindari kontak langsung

    • Jangan pegang tikus tanpa APD

    • Gunakan sarung tangan/masker saat membersihkan area kotor

  2. Jaga kebersihan tempat tinggal

    • Simpan makanan dalam wadah tertutup

    • Rutin bersihkan gudang, loteng, dapur

    • Segera buang sampah, pasang perangkap tikus

  3. Proteksi pekerja berisiko

    • Gunakan masker, sarung tangan, baju panjang saat di area berisiko

    • Edukasi para petani, buruh bangunan dan petugas laboratorium

  4. Surveilans & edukasi publik

    • Sosialisasi lewat FAQ, IMBAU Kemenkes, dan Dinas Kesehatan

    • Investigasi epidemiologi + pengendalian vektor di lapangan

Gejala infeksi virus Hanta di Indonesia terutama HFRS meliputi demam, sakit kepala, nyeri badan, mual, dan gejala ginjal seperti urin sedikit serta kuning. Bisa parah jika masuk HPS, tapi sejauh ini di RI belum muncul. Semua pasien yang terdeteksi sudah sembuh berkat tatalaksana suportif dan kesadaran masyarakat.

Kunci utama tetap pada pencegahan: kurangi kontak tikus, jaga kebersihan, dan lindungi diri di area berisiko. Dengan memahami gejala dan edukasi preventif, kita bisa antisipasi lebih baik.