Basarnas mengumumkan bahwa KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di kedalaman sekitar 50 meter di perairan Selat Bali, Rabu (2/7/2025) malam. Kapal penyeberangan yang mengangkut 65 orang—53 penumpang, 12 kru, dan 22 kendaraan—mengalami blackout, kebocoran mesin, lalu terbalik dan tenggelam tak lama setelah panggilan darurat. Berikut ulasan lengkap soal insiden, operasi SAR, kondisi kapal, hingga dampak bagi korban.
Kronologi Insiden dan Tenggelamnya Kapal
Rute kapal dimulai dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi pukul 22.56 WIB. Beberapa menit kemudian, kapal mengirim pesan darurat sekitar pukul 23.20, dilaporkan mengalami kerusakan ruang mesin dan blackout total. Pukul 23.35 WIB kapal dinyatakan tenggelam, tepatnya di koordinat sekitar 8° 09’ 32” S dan 114° 25’ 06” E.
Kondisi cuaca malam itu buruk—gelombang setinggi 2–2,5 meter, angin kencang dan arus kuat, faktor yang memperparah situasi evakuasi dan penyelaman. Dugaan awal: kebocoran mesin menyebabkan kapal kehilangan daya, lalu miring, terbalik, dan tenggelam dalam hitungan menit.
Lokasi dan Kedalaman, Tantangan Penyelaman
Basarnas menyatakan kapal tenggelam di kedalaman sekitar 50 meter, area yang memerlukan operasi bawah air profesional, seperti BSG (Basarnas Special Group).
Tim underwater rescue dikerahkan lengkap dengan selam teknis dan sonar khusus untuk menandai lokasi kapal. Helicopter Dauphin AS365 juga ikut melakukan observasi udara, pencarian visual, dan koordinasi taktis.
Operasi sempat terganggu gelombang tinggi dan arus yang mengancam keselamatan penyelam. Meski demikian, Basarnas memperluas pencarian hingga 194 nautical mile dari titik awal, melibatkan total sekitar 400 personel dan nelayan setempat.
Data Korban Selamat, Meninggal, dan Hilang
Manifest awal menunjukkan 53 penumpang, 12 kru, dan 22 kendaraan, termasuk 8 truk tronton. Hingga Kamis siang, 31 penyintas berhasil diselamatkan, dirawat di Rumah Sakit Negara Jembrana, sementara 4 jenazah ditemukan, dan puluhan lainnya masih hilang.
Empat jenazah ditemukan terdampar di Pantai Pebuahan, Jembrana. Dua di antaranya sudah teridentifikasi, dua lainnya menunggu keluarga. Dua korban selamat berada dalam kondisi baik dan telah dipulangkan.
Respons Presiden, Polri, dan Kemenhub
Presiden Prabowo Subianto, yang sedang kunjungan di Arab Saudi, langsung menginstruksikan Basarnas dan instansi terkait untuk tanggap darurat dan segera memprioritaskan evakuasi korban.
Polri, melalui Kepala Biro Humas, menyampaikan rasa duka dan kembali menegaskan komitmen bersinergi dengan Basarnas, TNI AL, Syahbandar, serta elemen daerah untuk mempercepat pencarian korban.
Kemenhub memantau proses dan mendukung penanganan ekstra agar korban mendapat pertolongan medis maksimal serta proses evakuasi berjalan lancar.
Posko, Dukungan Medis & Evakuasi Darat
Rumah Sakit Negara Jembrana mendirikan posko bencana, dikelola bersama BPBD dan Polri agar bisa beroperasi 24 jam untuk tangani korban dan jenazah.
Petugas medis di posko juga memfasilitasi proses identifikasi jenazah yang sudah ditemukan .
Dua penyintas dirawat dan dirilis setelah membaik. RS juga menyediakan layanan psikologis, medis, serta bantuan logistik bagi keluarga korban yang datang mencari kabar.
Analisis Teknis & Tindak Lanjut
Kebocoran mesin jadi penyebab utama blackout kapal, membuat sistem galon air dan stabilitas mati, hingga kapal terbalik.
Operasi bawah air saat ini masih lanjut ke tahap pencarian lokasi bangkai kapal, menandai lokasi, dan rencana evakuasi bangkai kapal jika kondisi memungkinkan.
Pemerintah bersama Kemenhub akan merilis laporan resmi setelah investigasi teknis selesai untuk menentukan rekayasa kapal, penyebab pasti, dan rekomendasi ke depan agar tak terulang.
Basarnas sebut KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam 50 meter menjadi alarm bagi keselamatan transportasi laut di Selat Bali. Operasi SAR masih berlangsung intensif, meski kondisi di kedalaman menyulitkan. Harapannya, korban tersisa bisa dievakuasi, dan penyebab insiden segera diungkap untuk evaluasi sistem transportasi laut nasional.