majalahpotretindonesia.com – Hadirnya video viral anak penari di atas perahu Pacu Jalur dari Kuansing, Riau, bikin gempar dunia maya lewat tren “Aura Farming”. Tradisi mudik ini bukan sekadar lomba perahu panjang khas Kuantan Singingi, tapi kini jadi sorotan global, bahkan maskot PSG dan AC Milan menirukan gaya ikoniknya di TikTok.
Sejarah & Filosofi Pacu Jalur
Pacu Jalur sudah hidup sejak abad ke-17, dipakai sebagai transportasi sungai oleh masyarakat di sepanjang Batang Kuantan—mengangkut hasil bumi dan puluhan penumpang.
Pada abad ke-18 dan awal kolonial Belanda, jalur terus dipakai hingga akhirnya berubah menjadi ajang lomba saat ulang tahun Ratu Belanda Wilhelmina. Setelah itu, tradisi ini makin melekat dalam momen-momen keagamaan dan kemerdekaan.
Filosofi Pacu Jalur kaya makna—gotong royong, keseimbangan dalam tim yang terdiri dari pendayung, tukang tari, tukang concang, onjai, dan pinggang, yang semuanya menunjukkan harmoni sosial dan budaya lokal.
Festival Tahunan & Keistimewaan
Rangkaian Pacu Jalur biasanya bergulir tiap Agustus di Tepian Narosa, Teluk Kuantan. Perahu panjang 25–40 m, dayung 50–60 orang, dan irama meriah dengan meriam karbit sebagai tanda start jadi sensasi tersendiri.
Atraksi tukang tari bocah di haluan memberi irama dan semangat, jadi ikon budaya yang menonjol dalam tiap edisi.
Sebagai warisan nasional sejak 2014, ajang ini masuk Top 10 Karisma Event Nusantara dan jadi daya tarik wisata di tingkat regional.
Viral Berkat Aura Farming di TikTok
Awal Juli 2025 video bocah penari Pacu Jalur viral di TikTok sebagai bagian tren “Aura Farming” yang menyorot aura karismatik seseorang.
Video ini jadi viral karena fenomena mirip dengan gaya selebrasi pemain PSG dan AC Milan, bahkan maskot klub-klub ini turut menirukannya, mengundang apresiasi global.
Momen ini memperlihatkan bagaimana budaya lokal lewat anak muda bisa menembus batas dunia maya dan jadi viral internasional.
Sorotan Global & Klaim Budaya
Viralitas Pacu Jalur memicu perhatian dunia: klub ternama, netizen global, dan influencer. Namun sayangnya ada juga klaim keliru dari negara tetangga soal asal-usul tradisi ini.
Pejabat pemda Kuansing dan budayawan menegaskan Pacu Jalur asli Riau, Indonesia. Fenomena ini jadi momentum penting untuk menjaga orisinalitas budaya.
Melalui publikasi, festival, dan edukasi, masyarakat makin bangga dan menjaga agar tradisi tetap otentik di tengah digitalisasi.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Festival Pacu Jalur bukan hanya hiburan budaya, tapi penggerak ekonomi lokal: bazar UMKM berkembang, wisatawan domestik & mancanegara meningkat, dan penciptaan lapangan kerja — semua jadi bagian strategi pemerintah setempat .
Budaya gotong royong menebang pohon, membuat perahu, hingga ritual leluhur memperkuat ikatan sosial dan kecintaan generasi muda pada warisan daerah.
Interaksi lintas budaya melalui media sosial memperlihatkan bahwa tradisi lokal jadi relevan dan diterima dalam era digital global.
Tradisi Pacu Jalur dari Kuantan Singingi bukan sekadar acara tahunan—ia adalah perwujudan harmoni sosial, spirit lokal dan sejarah panjang. Sekarang, lewat sumber digital seperti TikTok aura farming, budaya ini jadi sorotan dunia. Tantangannya adalah memastikan tradisi ini tetap otentik, lestari, dan jadi jembatan budaya antara daerah dan dunia.