majalakpotretindonesia.com – Setelah absen 14 tahun sejak produksi terakhir MPV-nya berakhir pada 2011, Mitsubishi Grandis comeback hybrid—tapi bukan sebagai MPV, melainkan SUV berbasis platform Renault. Model anyar ini dijadwalkan debut di pasar Eropa pada Juli 2025, hadir dalam dua varian elektrifikasi: mild‑hybrid dan full‑hybrid.
Evolusi Desain & Basis Platform Renault
Generasi lama Grandis dikenal sebagai MPV 7-seater lega. Kini, Grandis hadir kembali sebagai SUV segmen C, berbagi basis dengan Renault Symbioz (kemungkinan juga Austral), namun mempertahankan identitas desain Mitsubishi seperti gril “Dynamic Shield”.
Mobil ini memiliki dimensi sekitar 4.410 mm panjang, 1.790 mm lebar, dan wheelbase 2.638 mm, serupa dengan Symbioz. Interiornya diprediksi luas dan serbaguna, menawarkan kapasitas bagasi 492–624 liter, dengan konfigurasi bangku geser ala keluarga.
Dari teaser awal, bagian depan Grandis menampilkan gril hitam tipis beraksen chrome, sementara di bagian belakang terdapat emblem “HEV” sebagai penanda sistem hybrid. Desain ini menunjukkan perpaduan DNA Mitsubishi dan sentuhan Renault modern.
Powertrain dan Teknologi Hybrid
Grandis comeback menawarkan dua opsi elektrifikasi: mild‑hybrid dan full‑hybrid (HEV). Sistem full‑hybrid diperkirakan mengadopsi teknologi E‑Tech 145 dari Renault Symbioz: mesin 1.6 L 4‑silinder ditambah motor listrik, output sekitar 145 hp dan torsi 250 Nm.
Tipe mild‑hybrid kemungkinan juga hadir menggunakan platform CMF‑B HS—mesin internal combustion dipadukan motor listrik ringan untuk efisiensi bahan bakar dan emisi rendah.
Lebih lanjut, Grandis akan dilengkapi teknologi ADAS (Advanced Driver Assistance Systems) dan sistem infotainment built‑in Google berukuran layar 10,4 inci. Ini menunjukkan komitmen Mitsubishi untuk memberikan fitur premium sekaligus ramah lingkungan.
Kapan dan Dimana Debut Grandis?
Mitsubishi Motors Eropa telah mengumumkan debut resmi new Grandis pada Juli 2025, dan penjualan dimulai musim gugur 2025. Mobil ini direncanakan dipasarkan eksklusif di Eropa dan tidak dijual di Indonesia menurut laporan lokal.
Meski tidak menyasar pasar Indonesia langsung, pengenalan Grandis hybrid bisa menjadi indikator arah strategi MMKSI dalam elektrifikasi ke depan—apabila permintaan di pasar lokal meningkat, mobil hybrid seperti Xpander HEV atau Outlander PHEV bisa diwujudkan.
Potensi Masuk Indonesia dan Rencana MMKSI
Mitsubishi Indonesia cukup hati‑hati soal memasukkan kendaraan hybrid. Setelah Outlander PHEV dihentikan, mereka kini memantau regulasi, insentif, dan permintaan pasar. Insentif PPnBM untuk mobil hybrid lokal mulai Januari 2025 memberi angin segar bagi elektromobilitas.
MMKSI pernah meluncurkan Xpander HEV di Thailand. Apabila tren dan timing pasar cocok, Grandis hybrid bisa jadi kandidat ekspor balik atau versi lokal di masa depan.
Keunggulan dan Tantangan Grandis Hybrid
1. Keunggulan Teknologi
Powertrain hybrid terbaru memberikan efisiensi bahan bakar lebih baik dan emisi rendah. ADAS serta infotainment Google-built menawarkan pengalaman pengguna modern dan nyaman.
2. Tantangan Harga dan Citra Merek
SUV hybrid berbasis platform Renault bisa menyebabkan harga menjaga level premium. Mitsubishi perlu mempertimbangkan positioning agar harga kompetitif di segmen SUV hybrid kelas C.
3. Konsistensi Lokalisasi
Kekuatan rumah produksi MMKSI di Cikarang bisa memfasilitasi kelahiran versi lokal apabila regulasi, insentif, dan permintaan memadai. Namun keputusan tetap harus hati‑hati dan strategis.
Mitsubishi Grandis comeback hybrid menandakan arah Mitsubishi menuju elektrifikasi modern—meski belum ke Indonesia langsung, model ini penting sebagai benchmark teknologi dan strategi jangka panjang. Debut di Eropa Juli 2025 jadi momentum utama, dan pengembangan pasar lokal sangat bergantung regulasi serta minat pasar Indonesia.