majalahpotretindonesia.com – China baru saja merilis empat foto menakjubkan Bumi dan Bulan yang diambil dari ruang antarplanet menggunakan wahana Tianwen 2. Gambar-gambar ini menunjukkan Bumi dan Bulan dari jarak sekira 590.000 km—sebuah pencapaian visual dan teknis bagi eksplorasi luar angkasa Tiongkok.
Teknologi & Sensor pada Probe Tianwen 2
Tianwen 2 adalah wahana robotik antariksa milik China yang diluncurkan pada 29 Mei 2025 dengan roket Long March 3B dari Xichang, bertujuan mengambil sampel asteroid 2016 HO3 sebelum terbang ke komet 311P pada 2026–2027.
Probe ini dilengkapi kamera navigasi ber-lensa sempit (narrow‑field‑of‑view navigation sensor) yang mampu menangkap Bumi dan Bulan secara detail dari jarak ratusan ribu kilometer. Sensor ini awalnya digunakan untuk navigasi dan orientasi selama perjalanan, namun data gambarnya menunjukkan performa teknis sensor dalam kondisi deep space.
Pada 30 Mei 2025, saat berada sekitar 590.000 km dari Bumi, sensor tersebut mengambil gambar Bumi, serta beberapa jam kemudian memotretnya saat dalam jarak serupa ke Bulan.
Hasil dan Proses Pengolahan Gambar
Gambar Bumi menunjukkan planet kita dalam jumlah kurun waktu ketika awan dan benua terekam jelas—menunjukkan akurasi sensor dan kemampuan pengolahan data di Ground Station CNSA. Begitu pula dengan gambar Bulan, yang memperlihatkan permukaan separuh fase, mencerminkan cahaya matahari dari sudut tertentu.
Setelah dikirim ke Bumi, tim ilmuwan CNSA mengolah data mentah tersebut untuk kontras, warna, dan resolusi sebelum rilis publik melalui media seperti CGTN dan Xinhua. Sudah menembus media global seperti NDTV, China Daily, SCMP, dan CGTN, foto-foto ini memperlihatkan sinusoidal Bumi serta permukaan Bulan secara visual nyata.
Meski bukan gambar resolusi misi Chang’e atau Artemis, ini tetap istimewa karena diambil dari probe asteroid—menunjukkan teknologi pengambilan visual multi-misi.
Makna Strategis dan Peningkatan Kapabilitas Luar Angkasa China
Rilis gambar Bumi dan Bulan memperkuat posisi China sebagai kekuatan antariksa global. Misi Tianwen 2, sebagai bagian dari rangkaian misi mendalam mereka sejak Chang’e 1 (2007) hingga Chang’e 6 (2024), menunjukkan bahwa China tak hanya eksplorasi lunar tapi juga jalur antarplanet.
Selain citra ini, China juga kembangkan konstelasi satelit orbit Bumi-Bulan (DRO) dan teknologi laser daytime ranging antara Bumi dan Bulan untuk komunikasi dan navigasi presisi tinggi dalam terang siang hari. Riset ini memperkuat pondasi misi eksplorasi lebih berat seperti pendirian stasiun luar angkasa lunar dan misi berawak masa mendatang.
Gambar yang menakjubkan ini juga jadi bukti bahwa teknologi optik jarak jauh milik China siap ambil sampel asteroid, memetakan permukaan komet, dan mendukung pengembalian sampel bumi-luar angkasa dalam dekade mendatang.
Tantangan Teknis dan Langkah Berikutnya
Tantangan terbesar rilis ini adalah menangkap objek sekecil permukaan Bulan pada 590.000 km menggunakan sensor navigasi—berhasil dilakukan berkat stabilisasi platform dan pemilihan tidur orientasi optimal.
Ke depan, CNSA akan menggabungkan sensor ini dengan kamera spektral dan radar untuk deteksi komposisi asteroid dan komet. Teknik ini diharapkan tingkatkan akurasi ilmiah misi Tianwen 2, serta menjadi prototipe teknologi untuk misi Mars atau stasiun lunar.
Selain itu, gambar ini juga menunjukkan kesiapan mereka dalam pengenalan astronomi dan peta visual untuk misi berawak—menguatkan komitmen China hadapi misi manusia ke Bulan sebelum 2030.
Rilis foto Bumi dan Bulan dari probe Tianwen 2 menjadi bukti nyata China rilis gambar Bumi dan Bulan menggunakan teknologi deep space mereka. Ini bukan sekadar pamer visual, tapi tonggak teknik navigasi, komunikasi, dan penginderaan ruang antarplanet. Ke depan, data ini akan bantu riset geologi, atmosfer Bumi, hingga pengembangan sistem misi eksplorasi puncak seperti misi asteroid, komet, dan manusia ke Bulan.