majalahpotretindonesia.com – Mulai awal bulan ini, konsumen di Jabodetabek dan sejumlah wilayah Jawa menyadari harga BBM nonsubsidi seperti Pertamax dan Shell Super naik signifikan. Dengan kenaikan ini, penting banget buat kita ingat satu hal: pilih BBM sesuai rasio kompresi mesin kendaraan. Kalo salah, selain dompet jebol, performa mesin juga bisa terganggu.
1. Tren Kenaikan Harga BBM Nonsubsidi: Pertamina & Shell Naik Seiring
Beberapa hari terakhir, SPBU Pertamina menaikkan harga nonsubsidinya. Contohnya, Pertamax dari Rp 12.900 naik ke sekitar Rp 13.300–13.400 per liter, Pertamax Turbo dan Green 95 juga terdampak.
Shell ikut merespons dengan menaikkan harga Shell Super RON 92 dari Rp 13.350 ke Rp 13.590, dan Shell V‑Power (RON 95) dari Rp 13.940 jadi Rp 14.120–14.130 per liter tergantung wilayah.
Tren ini dipicu oleh fluktuasi harga minyak dunia, nilai tukar rupiah, dan biaya distribusi. Setiap komponen ini membentuk harga BBM nonsubsidi sekitar 60% dari harga minyak mentah dan 40% dari biaya distribusi dan pajak.
2. Rasio Kompresi & Rekomendasi RON: Gak Cuma Soal Harga
Mesin mobil punya rasio kompresi berbeda: misalnya 9:1–10:1 cocok RON 90 (Pertalite), 10:1–11:1 cocok RON 92 (Pertamax/Shell Super), dan hingga 13:1 untuk Pertamax Turbo.
Ini bukan teori kosong:
-
Isi bensin dengan RON lebih rendah dari rasio kompresi bisa bikin mesin ngelitik (“knocking”) yang merusak performa dan efisiensi BBM.
-
Sering ngelitik bisa menaikkan suhu pembakaran, bikin deposit karbon, dan bikin mesin tidak maksimal.
-
Dampaknya bisa panjang: biaya servis mahal, konsumsi bensin boros, dan umur mesin jadi pendek.
Jadi, meski harganya lebih terjangkau, naikkan biaya perawatan jangka panjang kalau dipaksakan pakai bensin ga sesuai spesifikasi mesin.
3. Konsumen Antre Shell Sepanjang Isu BBM Oplosan & Kualitas
Masalah oplosan BBM di tengah isu harga bikin sebagian orang pindah ke SPBU swasta. Shell jadi primadona karena dianggap lebih aman dan konsisten soal kualitas. Bahkan antrean di Shell Pondok Cabe sampai meluber ke jalan.
Dibandingkan, antrean Pertamina lebih sepi, karena beberapa orang khawatir mutu bensinnya turun akibat isu campur bahan tidak layak jual. Hal ini membuktikan bahwa kepercayaan konsumen lebih penting dari harga semata.
4. Perbandingan Harga & Kualitas: Mana yang Lebih Worth It?
Sekilas, harga Shell Super sedikit lebih mahal (±Rp 250–500/liter) dibanding Pertamax. Tapi perbedaan ini bisa terbayar lunas lewat soal kualitas:
-
Bensin Shell cenderung lebih stabil dan minim buruk mutu seperti air atau campuran.
- Konsumen yang pindah bilang tarikan lebih halus, dan konsumsi bahan bakar lebih efisien dibanding pertamax/ pertalite.
Untuk kendaraan berkompresi tinggi, memang lebih baik ambil bensin kualitas tinggi yang sesuai, bukan sekadar cari harga termurah.
5. Dampak Ekonomi Mikro & Makro dari Kenaikan BBM
Kenaikan harga BBM nonsubsidi punya efek domino:
-
Konsumen individu harus siapkan budget ekstra mingguan untuk bahan bakar—apalagi pengguna kendaraan jarak jauh.
-
Pelaku UMKM dan pengiriman online juga jadi bayar lebih mahal, bisa menambah biaya jasa dan harga barang.
-
Inflasi ikut terdorong karena komponen transportasi naik.
-
Perpindahan moda: pengguna bisa pindah ke transportasi umum, sepeda, atau jalan kaki—namun perlu fasilitas publik yang mendukung.
Masyarakat perlu disadarkan bahwa keputusan isi BBM bukan cuma soal harga belakangan, tapi tentang kesesuaian teknis dan efisiensi jangka panjang.
6. Tips Memilih BBM agar Mesin Awet & Efisiensi Optimal
Berikut tips yang bisa kamu pakai biar ga rugi:
-
Cocokkan RON BBM dengan rasio kompresi mesin—cek di buku servis atau manual kendaraan.
-
Pilih bensin Euro 4/EURO 5 kalau ada di SPBU untuk mesin lebih bersih dan ramah lingkungan.
-
Cek reputasi SPBU: cari yang konsisten jaga kualitas (Shell punya QC ketat).
-
Jangan hanya lihat harga per liter—hitung juga efisiensi mesin dan servis.
-
Monitor kinerja mesin: bila terdengar knocking usai isi bensin, pertimbangkan ganti jenis bensin.
Dengan begini, kamu bisa hemat dan mesin tetap awet.
Kenaikan harga BBM Pertamina dan Shell memang bikin kantong lebih tipis, tapi ini momentum penting untuk kembali ingat: isi bensin sesuai rasio kompresi mesin. Bukan soal biaya saja, tapi soal menjaga performa, efisiensi, dan umur mesin kendaraan.